Rabu, 28 Oktober 2015

10 Kue Tradisional Indonesia Terlezat

Indonesia adalah negara yang tidak hanya kaya akan sumber daya alam dan budaya, tapi juga kaya dengan berbagai masakan.  Kuliner lezat Indonesia sudah dikenal hingga seluruh dunia dan diakui kelezatannya oleh turis dari berbagai negara.  Nah, kali ini kami akan membahas tentang kue tradisional khas Indonesia yang paling enak dan bisa membuat anda ketagihan.  Langsung saja, berikut daftar 10 kue tradisional Indonesia terlezat  :
Image Credit : Wikimedia Commons
1.  Wajik


Jika negara-negara barat membanggakan kelezatan coklat khas mereka, maka Indonesia punya Wajik, makanan manis yang tidak kalah lezatnya dengan coklat Cadbury.  Wajik adalah kue tradisional Indonesia yang terbuat dari beras ketan yang dicampur gula Jawa,  Warnanya yang kecoklatan sangat membangkitkan selera orang yang melihatnya.
Sekali anda menggigit wajik, pasti anda akan merasa ketagihan.  Rasa manis yang memancar ke seluruh mulut berpadu dengan kekenyalan tekstur beras ketan yang sangat enak dinikmati di mulut.  Biasanya, wajik sangat cocok disajikan sebagai hidangan pembuka ataupun snack ringan di sore hari.
2.  Putri Selat


Warna makanan ini sangat indah, seindah makanan-makanan penutup di hotel bintang lima.  Putri Selat adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah Sumatera.  Kue basah ini memiliki warna hijau cerah yang berasal dari daun Pandan dan rasa manis serta gurih yang berasal dari perpaduan santan dan gula pasir.  Seperti kue tradisional Indonesia lainnya yang terbuat dari tepung beras, Putri Selat memiliki tekstur kenyal, agak lengket, namun tetap sangat nikmat untuk disantap sebagai snack.
3.  Serabi Solo


Kue lebar berbentuk bulat ini memiliki romantisme khas daerah Jawa Tengah yang penuh dengan budi pekerti luhur dan nilai-nilai ketimuran.  Serabi Solo adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari campuran tepung beras dan santan.  Adonan ini kemudian dimasak di atas wajan besi berbentuk cekung.  Bagian bawah serabi yang terkena kontak langsung dengan api biasanya berwarna kecoklatan dan terasa renyah.  Bagian atasnya tetap berwarna putih dan memiliki tekstur yang sangat lembut, biasanya ditaburi meses atau potongan pisang.  Sangat nikmat disantap selagi masih hangat.
4.  Putu Mayang


Putu Mayang bisa dibilang sebagai salah satu kue tradisional Indonesia yang memiliki bentuk paling indah.  Dihiasi warna-warna cerah yang diperoleh dari bahan pewarna alami, Putu Mayang adalah jajanan pasar yang bahan dasarnya tergolong murah, yaitu dari ubi merah.  Dihidangkan bersama parutan kelapa, Putu Mayang paling nikmat disantap bersama segelas teh hangat sembari mendengarkan lantunan gending Jawa di teras rumah.
5.  Cucur


Bentuknya sederhana, bulat dengan warna coklat yang berasal dari Gula Jawa.  Namun jangan salah, sekali anda menggigit kue cucur, anda tak akan bisa melupakan rasa manisnya yang sangat elegan.  Sangat manis, namun sama sekali tidak membuat anda merasa mual.  Rasa manis kue cucur sangat ringan, sehingga anda bisa melahap lebih dari tiga kue sekaligus dalam satu kali kesempatan.  Rasa manisnya juga tidak membuat anda merasa kenyang, seperti jika anda menyantap coklat batangan.  Kue cucur boleh dibilang sebagai salah satu masterpiece kue tradisional dari daerah Jawa.
6.  Bika Ambon


Kue basah yang berasal dari Medan ini memiliki kelezatan khas yang membuat anda penasaran.  Teksturnya sangat halus, lembut, namun terasa kenyal di mulut.  Bika Ambon juga memiliki perpaduan rasa yang sangat khas, mulai dari manis, gurih, dan sedikit asam.  Rasa yang berpadu ini tidak saling bertabrakan, namun justru membuat harmoni yang membuat kita ingin terus menyantapnya.  Bika Ambon biasanya disajikan bersama segelas teh panas atau kopi, sebagai teman melewatkan sore hari yang tentram di Indonesia.
7.  Getuk


Siapa sangka singkong yang sangat murah dan terkesan sebagai makanan rakyat jelata bisa diolah menjadi kue yang sangat lezat seperti Getuk.  Di Jawa, ada lebih dari 10 macam getuk yang semuanya memiliki bentuk tersendiri dan rasa yang berbeda.  Sebut saja Getuk Lindri, Getuk Trio, Getuk Gulung, dan masih banyak lagi.  Biasanya, getuk disajikan bersama parutan gurih kelapa atau gula jawa leleh yang bisa dikucurkan di atasnya.  Sangat lezat dan berselera!
8.  Kue Mangkok


Kue ini berbentuk sangat lucu, imut-imut, dan memiliki rasa yang sangat enak.  Kue mangkok memiliki rasa manis dan sedikit asam, karena di dalamnya terdapat campuran tapai ketan.  Biasanya, di dasar kue mangkok digunakan daun pisang untuk membungkus sekaligus memperindahnya.  Kue mangkok juga bisa diberi pewarna agar lebih menarik ketika disajikan.
9.  Kue Pancong


Makanan tradisional khas Betawi ini menjadi salah satu kue khas Indonesia yang tidak boleh anda lewatkan. Kelezatannya sangat luar biasa, bahkan bisa disejajarkan dengan kue-kue internasional yang dihidangkan di hotel bintang lima.  Bahan dasar kue pancong sebenarnya cukup sederhana, hanya tepung beras yang dicampur santan.  Campuran adonan ini kemudian di panggang di atas cetakan yang memiliki bentuk khas.  Setelah matang, kue ini diberi taburan gula yang berpadu sangat pas dengan rasa gurih dari kue pancong itu sendiri.  Sangat lezat!
10.  Klepon


Klepon adalah kue tradisional Indonesia yang bisa anda temukan di berbagai pasar tradisional.  Biasanya klepon dijual di pagi hari, disajikan di atas daun pisang yang masih fresh.  Klepon adalah kue khas Indonesia berbentuk bulat, berwarna hijau, terbuat dari tepung beras, dan memiliki ukuran hanya sedikit lebih besar dari kelereng.  Ketika anda menggingit klepon, anda akan merasakan sensasi rasa manis yang terpancar ke seluruh mulut anda, yang berisi dari gula Jawa cair yang berada di dalam klepon.  Makanan ini tidak hanya lezat, namun bisa membuat siapapun yang menyantapnya merasa ketagihan.

GAMBAR dan NAMA MAKANAN DAERAHNYA

Makanan daerah

Yang namanya makanan di Indonesia, wow... jangan tanya. Pokoknya banyak dan dijamin lezat. Karena Indonesia kaya seni budaya. Memang negara Bhineka Tunggal Ika. Dengan banyaknya etnis/suku tentu merupakan kekayaan bagi Indonesia. berbagai adat kebudayaan, seni, bahasa tentunya tidak luput dengan makanan daerahnya yang begitu banyak. Nah coba kita lihat makanan khas se-Indonesia, ini saya dapet dari hasil muter-muter di internet lalu di rangkum jadi satu berikut adalah makanan khas seluruh Indonesia, setiap Provinsi. Barangkali ada kekeliruan atau salah posting baik gambar maupun narasi mohon saran dan masukan. Ini contoh
 
1. ACEH


Mie Aceh adalah masakan mie pedas khas Aceh di Indonesia. Mie kuning tebal dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang dan cumi) disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mie Aceh tersedia dalam dua jenis, Mie Aceh Goreng (digoreng dan kering) dan Mie Aceh Kuah (sup). Biasanya ditaburi bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk nipis. saya sudah pernah makan nih, rasanya enak, banyak bumbunya.


2. SUMATERA UTARA (MEDAN)


Bika ambon adalah sejenis penganan asal Indonesia. Terbuat dari bahan-bahan seperti telur, gula, dan santan, bika ambon umumnya dijual dengan rasa pandan, meskipun kini juga tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan cokelat.
Asal-muasal bika ambon tidak diketahui dengan jelas. Walaupun namanya mengandung kata "ambon", bika ambon justru dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan, Sumatera Utara. Di Medan, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah merupakan kawasan penjualan bika ambon yang paling terkenal. Di sana terdapat sedikitnya 40 toko yang menjual kue ini. bika ambon ga usah di tanya lagiii rasanya manisss, enaakk


3. SUMATERA BARAT (PADANG)

Rendang (bahasa Minang: Randang) adalah salah satu masakan tradisional Minangkabau yang menggunakan daging dan santan kelapa sebagai bahan utama dengan kandungan bumbu rempah-rempah yang kaya. Masakan dengan citarasa yang pedas ini digemari oleh seluruh kalangan masyarakat, dan dapat ditemukan di seluruh Rumah Makan Padang di Indonesia, Malaysia, ataupun di negara lainnya. Masakan ini kadang lebih dikenal dengan nama Rendang Padang, padahal rendang merupakan masakan khas Minang secara umum.
Pada tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International.



4. JAMBI


Gulai Ikan Patin adalah masakan yang populer di masyarakat Jambi.Gulai ini dimasak dengan menggunakan tempoyak yaitu daging buah durian yang telah difermentasi. Tetapi ada sebagian orang yang memilih untuk mengganti tempoyak dengan santan kelapa untuk menghindari bau dan rasa tempoyak yang cukup menyengat. Selain tempoyak bumbu lain yang digunakan dalam pembuatan Gulai Ikan Patin ini adalah cabe merah, lengkuas, serai, kunyit, bawang merah dan bawang putih



5. BENGKULU

Pendap adalah makanan khas Bengkulu. Makanan ini sering diburu wisatawan sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke daerah asal mereka, apalagi pada musim liburan Lebaran seperti saat ini.pendap terbuat dari bumbu-bumbu yang beraneka ragam, seperti bawang putih, kencur, dan cabai giling. Kemudian, bahan-bahan itu dicampur merata dengan parutan kelapa muda.






6. RIAU

Gulai Belacan salah satu masakan khas dari Riau, gulai ini dibuat dengan kuah campuran belacan atau terasi. Bahannya biasanya memakai udang atau ikan.




7. RIAU KEPULAUAN

Otak-otak adalah salah satu makanan khas di Kepulauan Riau, baik di Batam, Tanjung Pinang, maupun di Pulau Penyengat. Pokoknya dimanapun kita makan, penganan ini tidak pernah ketinggalan. Di sini terdapat dua jenis otak-otak yaitu otak-otak yang terbuat dari ikan dan dari cumi yang lebih pedas. Otak-otak ini dibungkus dengan daun kelapa yang berwarna hijau sekalian dengan lidinya, yang kemudian dibakar dengan bara api.






8. SUMATERA SELATAN (PALEMBANG)

Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.
Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.

9. LAMPUNG

Seruit adalah makanan khas provinsi Lampung, Indonesia, yaitu masakan ikan yang digoreng atau dibakar dicampur sambel terasi, tempoyak (olahan durian) atau mangga. Jenis ikan adalah besarnya ikan sungai seperti belide, baung, layis dll, ditambah lalapan. Sedangkan minumannya adalah serbat, terbuat dari jus buah mangga kwini. Di toko-toko makanan dan oleh-oleh, juga terdapat makanan khas yaitu sambel Lampung, lempok (dodol), keripik pisang, kerupuk kemplang, manisan dll.




10. BANTEN

Sate bandeng merupakan makanan khas Banten. Berbeda dengan ikan bandeng biasa, daging sate bandeng empuk dan tidak bertulang. Karena kekhasannya, sate bandeng menjadi oleh-oleh dari Banten.
Banten adalah propinsi yang paling muda di Pulau Jawa. Sebelumnya, Banten merupakan bagian dari propinsi Jawa Barat.





11. JAKARTA

Kerak telor adalah makanan asli daerah Jakarta (Betawi), dengan bahan-bahan beras ketan putih, telur ayam, ebi (udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir.






12. JAWA BARAT (BANDUNG)

Serabi kadang disebut srabi atau surabi merupakan salah satu makanan ringan atau jajanan pasar yang berasal dari Indonesia. Serabi serupa dengan pancake (pannekoek atau pannenkoek) namun terbuat dari tepung beras (bukan tepung terigu) dan diberi kuah cair yang manis (biasanya dari gula kelapa). Kuah ini bervariasi menurut daerah di Indonesia. Daerah yang terkenal dengan kue serabinya adalah Jakarta, Bandung, Solo, Pekalongan dan Purwokerto yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Ada juga surabi Arab yang terkenal karena keunikannya yang terdapat di kota bogor.

13. DI YOGYAKARTA

Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.






14. NUSA TENGGARA BARAT

Ayam Taliwang adalah makanan khas Lombok, Nusa Tenggara Barat yang berbahan dasar ayam yang disajikan bersama bumbu-bumbunya berupa cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, tomat merah, terasi goreng, kencur, gula Jawa, dan garam. Biasanya disajikan bersama makanan khas Lombok lainnya seperti Plecing kangkung.






15. NUSA TENGGARA TIMUR
        
Catemak jagung adalah makanan khas Nusa Tenggara Timur. Catemak jagung adalah makanan penutup yang terbuat dari jagung, labu lilin, dan kacang hijau yang dimasak dengan bumbu masak penyedap rasa. Tidak seperti warnanya yang manis seperti kolak, catemak rasanya asin


16 KALIMANTAN BARAT

Bubur Pedas Sambas adalah makan khas dari wilayah sambas di Kalimantan Barat. Meski nama makanan khas tersebut berbanderol kata “pedas” yang akan membuat pencinta kuliner yang tidak suka rasa pedas bergidik ngeri, saat disuguhkan pasti akan minta tambah lagi. Karena, bubur pedas adalah bubur yang terbuat dari campuran sayur mayur dan saat diolah tidak ada dicampurkan bahan cabai sedikitpun.


17. KALIMANTAN SELATAN

Soto Banjar adalah soto khas suku Banjar, Kalimantan Selatan dengan bahan utama ayam dan beraroma harum rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkeh. Soto berisi daging ayam yang sudah disuwir-suwir, dengan tambahan perkedel atau kentang rebus, rebusan telur, dan ketupat.
Seperti halnya soto ayam, bumbu Soto Banjar berupa bawang merah, bawang putih dan merica, tapi tidak memakai kunyit. Bumbu ditumis lebih dulu dengan sedikit minyak goreng atau minyak samin hingga harum sebelum dimasukkan ke dalam kuah rebusan ayam. Rempah-rempah nantinya diangkat agar tidak ikut masuk ke dalam mangkuk sewaktu dihidangkan.



  18KALIMANTAN TENGAH


juhu singkah adalah makanan khas masyarakat Dayak, Kalimantan Tengah, yang sangat lezat. Makanan ini bisa dijumpai di Kota Palangkaraya, Kalteng. Makanan yang terbuat dari umbut rotan ini lebih lezat bila dipadukan dengan ikan betok. Umbut rotan diperoleh warga dengan mencarinya di sekitar hutan tempat mereka tinggal.







19 KALIMANTAN TIMUR

Ayam Cincane adalah salah satu kuliner andalan di kota Samarinda. Biasanya, kuliner ini dijadikan hidangan utama ketika masyarakat Samarinda menyelanggarakan pesta pernikahan atau acara menyambut tamu kehormatan. Ketika sedang berwisata kuliner ke kota Samarinda, menu Ayam Cincane dapat dijumpai di beberapa kedai ataupun rumah makan. Daging ayam kampung yang disajikan bersama bumbu berwarna kemerahan menjadi ciri khas tersendiri dari Ayam Cincane.



20 SULAWESI SELATAN

Sup Konro adalah masakan sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari tradisi Bugis dan Makassar. Sup ini biasanya dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi. Masakan berkuah warna coklat kehitaman ini biasa dimakan dengan ketupat kecil yang dipotong-potong terlebih dahulu. Warna gelap ini berasal dari buah kluwek yang memang berwarna hitam. Bumbunya relatif "kuat" akibat digunakannya ketumbar.




21. SULAWESI TENGAH (Palu)


Sup Ikan Jantung Pisang adalah makanan khas sulawesi tengah, Tepatnya di kota Palu. Makanan dengan cita rasa yang asam pedas yang segar ini, menggunakan ikan kakap sebagai bahan utama.















22 SULAWESI TENGGARA

lapa-lapa adalah makanan khas sulawesi tenggara, lapa-lapa mempunyai rasa yang guri dan enak, apalagi dikonsumsi dengan ikan kaholeonarore (ikan asin) semakin menambah selerah makan.
kuliner ini jika di jawa mungkin lebih di kenal dengan lepet / lepat,tetapai cara memasak lapa-lapa berbeda dengan lepet/ lepat karena jika lapa-lapa berasnya dimasak bersama-sama santan, sampai setengah matang lalu diangkat. Kemudian didinginkan, dan selanjutnya dibungkus dengan bale (janur). Setelah itu direbus kembali sampai matang. Supaya rasanya lebih guri, lapa-lapanya dikukus agak lama.

23. MALUKU


Ikan asar adalah ikan cakalang atau tongkol yang dipanggang dengan asap. Biasanya panganan ini dijajakan di pinggir jalan ataupun di pasar-pasar Kota Ambon dan banyak pada sore hari.

Di kota Ambon, tidak sulit untuk mencari makanan ini, Anda cukup berjalan menuju kawasan Galala dan pasar PLTD akan ditemukan banyak berjejer kios pedagang yang memajang daganganya dengan berbagai jenis ikan asap dengan berbagai ukuran dan jenisnya dengan harga yang murah,hanya dengan 25.000 kita sudah dapat membawa pulang ikan asar nan lezat.



24. MALUKU UTARA (Ternate)


gohu ikan adalah Salah satu masakan khas Ternate. Penyebutannya harus lengkap: gohu ikan. Soalnya, kalau hanya disebut gohu, maka artinya adalah rujak pepaya muda yang juga populer di Sulawesi Utara. Gohu ikan khas Ternate dibuat dari ikan tuna mentah. Tidak heran bila banyak orang menyebutnya sebagai sashimi Ternate.














25. PAPUA BARAT


Sesuai dengan namanya, Ikan Bakar Manokwari adalah makanan khas Manokwari, Papua. Tidak seperti ikan bakar yang biasa kita temui di kebanyakan warung ataupun rumah makan, ikan bakar ini memiliki rasa khas yang bisa membuat lidah bergoyang karena tambahan sambal khas Papua yang disiramkan di atasnya. Ikan yang biasa dijadikan bahan masakan ini adalah ikan tongkol.



26. PAPUA TIMUR

Papeda atau bubur sagu, merupakan makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua. Makanan ini terdapat di hampir semua daerah di Maluku dan Papua.
Papeda dibuat dari tepung sagu. Pembuatnya para penduduk di pedalaman Papua. Tepung sagu dibuat dengan cara menokok batang sagu. Pohon yang bagus untuk dibuat sagu adalah pohon yang berumur antara tiga hingga lima tahun.
Mula-mula pokok sagu dipotong. Lalu bonggolnya diperas hingga sari patinya keluar. Dari sari pati ini diperoleh tepung sagu murni yang siap diolah. Tepung sagu kemudian disimpan di dalam alat yang disebut tumang.
Papeda biasanya disantap bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan dibumbui kunyit dan jeruk nipis.

Jumat, 16 Oktober 2015

Nama-Nama di Kediri yang terlupakan

Sejarah nama-nama tempat di Kota Kediri yang terlewatkan
Banyak nama-nama kawasan di Kota Kediri yang mulai pudar dari memori masyarakat Kota Kediri bahkan sekarang terjadi perubahan penyebutan kawasan akibat terjadinya perubahan fungsi kawasan tersebut.Untuk sekedar mengingatkan kembali kawasan-kawasan yang pernah "moncer" di Kota Kediri, penulis mencoba untuk mengingat-ingat kembali memori yang sayang untuk dilupakan.

Marhaen
Kawasan ini ada di Jl. Mayjend.Sungkono ujung selatan, sebelah barat jalan. Tepatnya kawasan di pinggir Sungai Brantas, depan GNI agak ke selatan. Dulu di tempat ini ada warung yang cukup terkenal bernama "Warung Marhaen". Karena dulu bus jurusan Kediri - Surabaya rutenya melewati Jl. Panglima Sudirman - Jl. YOS Sudarso - Jl. Mayjend Sungkono - terus ke utara maka orang lebih senang menunggu bus di kawasan "Marhaen" ini, karena bus tidak "ngetem" lagi dan langsung melaju ke Surabaya. Selain itu, menunggu bus di "Marhaen" bisa melihat pemandangan Sungai Brantas dan Gunung Klotok secara langsung sambil menikmati kopi di Warung Marhaen.Sayang, sekarang warungnya sudah tidak ada lagi.

Prapatan Reco Pentung
Kawasan ini ada di ujung timur Jl. Patimura.Dulu di kawasan ini ada sebuah patung prajurit Cina yang membawa tongkat sehingga orang Kediri menyebutnya sebagai "Reco Pentung". Patung ini dulunya milik seorang Tionghoa kaya yang di depan rumahnya ada kolam dan ditengah kolam tersebut ada patung ini. Patung ini sekarang masih ada walau sudah tidak di tengah kolam lagi karena kolamnya sudah berubah jadi toko. Patungnya digeser ke belakang toko, di depan rumah induk yang nampak sekali kekunoannya. Rumah di Jl. Patimura No. 145 ini terakhir kali - yang saya ingat - ditinggali oleh keluarga Bapak Moersijan.

Prapatan Ringinsirah
Kawasan ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan "Prapatan Sri Ratu" karena letaknya persis di timur Pasar Raya Sri Ratu. Bukan tanpa sebab kawasan itu bernama Ringin Sirah.Karena menurut keyakinan dan tradisi turun temurun warga Kediri,lapangan itu memang terkait erat dengan sebuah kisah tentang sirah alias kepala . Konon,di lapangan itulah,dimakamkan seorang tokoh legendaris Kediri berjuluk Maling Gentiri.Untuk mengetahui riwayat hidup tokoh ini,anda cukup membayangkan sosok Robin Hood dari Inggris.

Prapatan Jam-Jam
Kawasan ini berada di ujung utara Jl. Dhoho yang sekarang lebih sering disebut sebagai "Perempatan BI". Dulu di tengah perempatan ini ada jam besar yang menjadi ciri khas perempatan ini, sehingga orang Kediri menyebut kawasan ini sebagai "Prapatan Jam-Jam".

Prapatan Sumur Bor
Kawasan ini ada di ujung selatan Jl. Dhoho. Di era tahun 60-an di pojok timur perempatan ini, tepatnya sekarang ada di utara pos polisi lalu lintas, ada sebuah sumur artesis yang waktu itu digunakan oleh masyarakat disekelilingnya untuk memenuhi kebutuhan akan air maupun masyarakat yang lalu lalang di Jl. Dhoho. Apalagi dulu di timur kawasan ini ada pasar induk Kediri yang disebut Pasar Panjonan (sekarang Jl. Gunung Sari), keberadaan sumur umum ini sangat membantu.Sumur artesis ini sampai sekarang masih berfungsi dengan baik.

Prapatan NABATIYASA
Di pojokan mau menuju gang Balowarti. Nabatiyasa adalah pabrik minyak kelapa / pengolah kopra.
Srimulat dan Lokaria pernah manggung di situ, sebelum akhirnya menetap lamanya di pemandian Pagora.

Kandang Macan
Tidak pernah ada kebun binatang di Kota Kediri apalagi sampai memelihara macan, namun ada kawasan yang bernama Kandang Macan di Kota Kediri. Tidak jelas mengapa kawasan ini disebut Kandang Macan, tetapi dulu kawasan ini termasuk kawasan "slum" di Kota Kediri. Kawasan ini tepatnya ada di Jl. Ratulangi di selatan Kantor Pegadaian Kediri.Dulu kawasan ini adalah sebuah lokalisasi PSK liar.Apa karena itu disebut Kandang Macan?

Lemah Geneng
Kawasan ini sebenarnya ada di perbatasan antara Banjaran dan Burengan di Jl. HOS Cokroaminoto, barat toko Sahabat.Disitu ada sebuah punden yang letaknya ada disebuah tanah yang konturnya menjulang tinggi di banding tanah-tanah sekitarnya.Kata "geneng" dalam bahasa Jawa artinya adalah tinggi atau lebih tinggi. Namun kawasan Lemah Geneng lebih menunjuk ke sebuah gang di depan punden ini, yaitu kawasan Pakunden Gg II. Kawasan ini pernah "moncer" tahun 60-an sampai 70-an karena disini adalah lokalisasi PSK sebelum dipindah ke Semampir.

Sumber Ece
Sebelum jalan Tembus Kaliombo ada, daerah tersebut dulunya adalah rawa-rawa.Sehingga apabila masyarakat hendak ke Dusun Tirtoudan maka satu-satunya akses adalah melewati jalan kecil yang menyerong di timur-selatan perempatan "Baruna" saat ini. Jalan kecil itu melintasi sebuah jembatan, sekarang belakang agen bus Harapan Jaya, di seputar jembatan itulah ada sebuah mata air kecil yang disebut "Sumber Ece". Sumber berarti mata air, sedangkan ece adalah sebutan satuan mata uang rupiah jaman awal-awal kemerdekaan.Mungkin "Sumber Ece" dimaknai sebagai sumber rejeki.

Pasar Gula
Kota Kediri dulu pernah memiliki sebuah pasar yang khusus menjual gula, baik gula pasir, gula batu, maupun gula kelapa. Pasar Gula, demikian dulu masyarakat Kota Kediri menyebut pasar gula dan kawasan di sekelilingnya. Letaknya ada di selatan perempatan Alun-alun kira-kira 50 meter (Jl. Urip Sumoharjo).Pasar tersebut pernah direncanakan pindah ke lapangan Setonobetek (sekarang Pasar Setonobetek) tapi tidak terlaksana.Sekarang Pasar Gula tersebut sudah tidak ada, tapi sebagian masyarakat Kota Kediri masih menyebut kawasan di selatan Alun-alun sebagai Pasar Gula.

Asal Mula Desa Setono Gedong
Asal mula Desa Setono Gedong perlu kami ketahui bahwa desa Setono Gedang ada beberapa cerita menurut ketua takmir Setono Gedong tanah Kediri. Pertama kali yang menemukan adalah Waliyullah, Syah Sulaiman Syamsudin al-Wasil (Mbah Wasil)

Mbah Wasil adalah orang arab dari Mekah. Pada waktu itu ia akan dijadikan pemimpin negara setempat, tetapi beliau menolaknya, sebab ia lebih cinta pada Allah SWT. Lalu ia mengasingkan diri atau hijrah ke Indonesia, tepatnya di Kediri Desa Setono Gedong (Astono Gedong).

Alhamdulillah selamat dan menetap di desa Setono Gedong.Berpuluh-puluh tahun dan pada waktu itu Kediri masih hutan belantara.Mbah Wasil punya pengikut-pengikut atau santri-santri yang kesehariannya diajak mengaji bersama.

Dalam kisahnya, Mbah wasil hendak membangun masjid dalam waktu satu malam, tetapi disaat dini hari terdengar suara wanita yang memukul lesung menumbuk padi.Dan rencana Mbah wasil urung terselesaikan.Hasilnya adalh hanya pondasi yang sampai saat ini masih ada.

Kurang lebih tahun 1897 (seratus tahun yang lalu) masjid yang belun jadi itu pernah dijadikan tempat ibadah penduduk setempat. Dan pada tahun 1967 oleh takmir, depannya masjid dibangun masjid yang diberi nama Masjid Aulia’ Setono Gedong.

Konon saat penggalian pondasi masjid Aulia’ ditemukan menara berukir relief Garuda, dan ternyata gambar tersebut akhirya menjadi lambang negara kita.

Pada tahun 1967 takmir mensertifikatkan tanah negara tersebut untuk wakaf masjid hingga sekarang.

Lo Jemb*t
Tempat yang sekarang ini sudah mulai luntur di ingatan orang Kediri.Padahal di tempat inilah tonggak sejarah masuknya investasi asing ke Kediri.

Di sana dulu memang banyak pohon Lo yang akar anginnya menjulur sampai ke tanah dan kali brantas. Kalau semampir memang ada kisah mulut ke mulut kalau waktu pembantaian pasukan Jayakatwang dulu banyak mayat yang semampir di tikungan Kali itu.Selain itu para pendatang dulu, sebelum masuk wilayah Bandar, banyak yang menjemur pakaian sambil mengaso.Lalu tentu saja muncul fenomena pelacuran.jadi Lo 'Jemb' tadi memang menyejarah begitu lama.

Arti lain, merupakan slang / penafsiran kata Jeng Bo atau Jim Bun atau Lauw Jian Bao.Jadi periodisasi penamaannya paska Demak.

Jong Biru
dulu tempat berlabuh perahu tartar/mongol yg dinamakan jung berwarna biru. Lokasinya berada di sebelah selatan jembatan Mrican. Artinya tentara yang kulitnya biru ke ungu2an-pasukan Raja Kelana Swandana dari India yang juga mendarat disini untuk melamar puteri Kediri.Jadi putri Kediri itu cantiknya tersohor sampai dipelosok manca negara termasuk raja jin pun terpesona.

LEMBU SURO waktu melamar putri Kediri diuji kesaktiannya membuatkan sumur dari atas Gn.Kelud dan dalam waktu semalam harus selesai.Karena dia sakti maka menjelang subuh pekerjaan itu hampir selesai-untuk menggagalkannya maka rakyat Kediri memukul-mukul lesung agar hari sudah dikira siang. Lembu Suro marah lalu mengkutuk perbuatan rakyat Kediri & sekitarnya-->"Kediri jadi kali [tiap tahun dulu Kediri selalu banjir]. Blitar jadi latar [kota blitar rata tertimbun pasir letusan gn kelud]. Tulungagung jadi kedung/kolam [juga banjir]"

PROLIMAN
Simpang lima (5) di jl.Soekarno-Hatta, arah ke timur menuju desa gurah


Nama Desa
Pocanan (nama desa)
Konon, dulu wilayah itu milik Cina kaya bernama Po Cang An. tanah persil yang disewa-sewakan.Periodisasinya jauh dari jaman Kediri kuno, tentu saja.
Arti lain, katanya di wilayah itu dulu banyak pohon Pucang.

Menadon
Daerah di belakang Brigif yang dulu letaknya di jl. Brawijaya.

Blitaran
Di seberang GNI atau Warung Marhen.Nah kalau sekitar perempatan itu umumnya orang Jombang dan Mojowarno.Mereka Santri dan pembuat sepatu atau Jok Mobil hebat.

Donayan
Berasal dari kata Donoyo. Mendapat tambahan an menjadi Donayan yang artinya wilayah Donoyo atau Rumah Donoyo.

Pakelan
Berasal dari kata Pekel (kuat) karena umumnya, dulu, di tempat ini dihuni para pekerja kasar.

Banjaran
Di satu lokasi desa ini dulu ada Banjar besar tempat berkumpul masyarakat (hindu) dan berakulisasi diri.

Pandean
Di wilayah ini dulu banyak bermukin para pande besi.pembuat senjata, cangkul, dll.

Balowarti
Kemungkinan dulunya wilayah kedaton / tempat tinggal Bupati atau Patih.

Dandangan
Kuat dugaan di tempat dulu ini banyak nayaga (pemain gamelan) atau (waranggono (penanyi) yang suka menyanyi (dandangan).Di antara Balowari dan Dandangan ini dulu banyak ditemukan arca kuno.di belakang SMP 1 ada Balong yang dianggap wingit. Dulu di sana ada arca pendeta dan kodok.

Sukorame
Yakni desa ke arah selomangleng sesudah kali kedak belok kanan itu ada bangunan/pagar punden terbuat dari bata, karena perekatnya bukan plesteran/mungkin nira atau putih telur jadi seolah-olah botonya itu lengket, oleh sebab itu daerah tsb disebut daerah boto-lengket (batanya semacam menara di Kudus).
Dulu orang Sukorame umumnya pembuat tenun sarung. Motifnya Gringsingan. Kuat dugaanku, daerah itu memang Kediri kuno.Setidaknya yang masih tersisa, bahkan saat jaman Islam.Bandar dan Sukorame memiliki tradisi tenun yang unik, yang di Jawa sudah tidak berkembang.

JAGALAN
konon dulu ada tempat penjagalan hewan di desa ini. tapi, sampai berapa tahun lalu, tahun 90-an, aku justru mendapati tempat penjagalan hewannya (babi) di desa seberangnya: Kemasan. mungkin tempat jagal babi itu masih ada sekarang.

KEMASAN
dulu para pande emas (kemasan) konon banyak bermukim di sini. sekitar awal 80-an, aku masih mendapati seorang (tinggal seorang) pande emas di Kemasan. rumahnya agak di pojok/hook jalan sriwijaya dan panglima polim, pas seberangnya kantor desa Jagalan dulu.

BANDAR LOR & BANDAR KIDUL
dulu tempat kapal2 berlabuh di kerajaan Kediri pada sungai BRANTAS yg besar dan arusnya deras bisa menghanyutkan ternak & rumah kalau banjir.

DESA PUTIH
adalah tempat tentara cina yang berkulit putih mendarat untuk melamar puteri Kediri. Tempatnya sebelah timurnya desa Mrican sebelah utara GG sebagian jadi perumahan Putih Permai.

WONO CATUR
tempat nanggala praja kerajaan Kediri berunding. Wono Catur tempatnya kantor Kab Kediri ke utara jurusan ke Pamenang [petilasan Joyoboyo] kira2 jarak 3 km ke arah Timur Laut.

GURAH
Cerita yang berkaitan dengan Petilasan Calon Arang bisa di baca di sini : 

GEDHANG GEPENG
tempat pria iseng yang suka menggoda wanita,tempatnya dulu di desa Tinalan timur bagian selatan-ditepi jalan raya dekat terminal lama ke Barat.

KUWAK
lengkapnya sumber /pemandian Tirtoyoso sekarang.Dulu tempat Sultan Ageng Tirtoyoso beristirahat dari perjalanan jauh dan beristirahat.Karena haus maka di kuwak lah tanah keras didepannya dan keluarlah sumber air yang deras.Tempatnya disebelah utara stadion Brawijaya.

PAGGORA
pemandian PAGGORA ,dulu bangunan prestise kota Kdr yg akan membangun stadion namun urung karena tak ada dana[sekitar th 1960], meskipun melibatkan kebersamaan masyarakat dan warga kota.Nama PAGGORA singkatan dari PAnitia Gotongroyong Gedung Olah Raga.

JALAN Jembatan Brantas Lama adalah julukan untuk Jembatan Sungai Brantas yang tertua di Kediri. Jembatan ini merupakan yang terlama dibangun jika dibandingkan dengan dua jembatan lainnya, yakni jembatan di sisi utara dan sisi selatan.
Ketuaan jembatan ini membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri menutup jalur masuk untuk mobil dari sisi timur, mulai pukul 06.00 hingga 18.00, tiap hari kerja. Pertimbangannya sudah jelas, jika mobil dibiarkan masuk pada jam-jam tersebut, beban jembatan itu makin berat dan akan cepat rusak.
jembatan lama 1900 Wajah Kediri, Tempo Dulu dan Sekarang
Seiring dengan usianya yang sudah ada sejak jauh sebelum tahun 1940, jembatan Brantas itu adalah salah satu saksi sejarah perjuangan menuju kemerdekaan di Kediri dan sekitarnya. Jembatan itulah tempat pertama yang diserbu tentara Jepang sebelum menguasai seantero Kota Kediri.
jembatan lama 1955 Wajah Kediri, Tempo Dulu dan Sekarang
Penyerbuan itu terjadi pada 5 Maret 1945. Sejak saat itulah, sesuai tertulis dalam buku Kediri dalam Lintasan Sejarah, Masa Penjajahan dan Kemerdekaan, Jepang mencengkeramkan kekuasaannya di Kediri, dan juga Indonesia pada umumnya.

Ada dua sebab yang melandasi sahnya kekuasaan Jepang. Pertama, penyerahan kekua-saan Belanda ke Jepang di Ka-lijati, dan kedua adalah dikeluarkannya Undang-Undang (UU) Nomor 1 oleh Jepang. Dalam Pasal 1 UU itu disebutkan, bala tentara Jepang melangsungkan pemerintahan militer untuk sementara waktu di daerah yang ditempatinya.
Dengan landasan itu, dan diperkuat perangkat militernya yang jauh lebih lengkap dan modern, Jepang pun membangun tempat-tempat penting bagi pemerintahannya. Salah satunya adalah dengan menjadikan gedung bergaya benteng di sisi barat jembatan lama Kediri sebagai gudang mitraliur.
Gedung yang dibangun Belanda pada tahun 1850 itu, di setiap sudutnya terdapat pos pertahanan untuk mengawasi kesibukan lalu lintas di jembatan dan Sungai Brantas, yang dulu berfungsi untuk transportasi air.
brantas club Wajah Kediri, Tempo Dulu dan Sekarang
HANYA Jembatan Lamakah saksi legenda Kediri? Ternyata tidak. Cukup banyak tempat-tempat legendaris di “kota tahu” ini. Hanya saja, mungkin karena legenda-legenda yang ada jarang disosialisasikan, masyarakat khususnya kalangan remaja, tak banyak tahu tentang bagaimana tempat-tempat itu di masa lalu.
Bila dicermati dari kisah sejarah yang dibahas dalam Simposium Sejarah Kediri pada Juni 1985 lalu, beberapa bangunan di kawasan kota adalah tempat-tempat penting Kediri tempo dulu.
Kawasan Pasar Pahing di Jalan HOS Cokroaminoto, misalnya, dulunya ternyata bukan pasar. Jauh dari sangkaan orang, kompleks Pasar Pahing pada tahun 1800 pernah menjadi rumah dinas Bupati Kediri waktu itu, Pangeran Slamet Poerbonegoro.
Tentu saja anak-anak muda Kediri tak tahu masa lalu Pasar Pahing, karena pasar itu sekarang menjadi salah satu pasar tradisional yang sibuk. Setiap pagi, antara pukul 05.30 hingga 09.00, Jalan Cokroa-minoto di sekitar Pasar Pahing selalu macet oleh lalu lalang kendaraan dan mereka yang berbelanja.
“Saksi” sejarah lain adalah bekas Rumah Dinas Residen Kediri di Jalan Jaksa Agung Suprapto No 2 Kecamatan Mojoroto. Rumah dinas dengan halaman luas ini diperkirakan dibangun pada tahun 1860-an. Pasalnya, di rumah kecil di halaman rumah terdapat sebuah lonceng besi bertuliskan tahun 1860.
Di era Orde Baru hingga awal-awal reformasi, rumah dinas yang megah itu digunakan untuk Kantor Pemban-tu Gubernur wilayah Kediri. Semenjak bergulirnya otonomi daerah pada tahun 2001, jabatan pembantu gubernur dihapus sehingga sejak setahun terakhir kantor itu kosong alias tak digunakan.
Pabrik Gula (PG) Meritjan di Desa Mrican, Mojoroto, juga terasa monumental jika mengingat kisahnya pada Juni 1945. Ketika itu pabrik tersebut dibom oleh pesawat pengebom B-25 milik sekutu. Begitu pun dengan bangunan Klenteng Tri Dharma Tjoe Hwie Kiong di Jalan Yos Sudarso, yang dulu merupakan representasi kawasan pecinan lama Kediri.
BERGUNAKAH warisan arsitektur tradisional maupun peninggalan-peninggalan kolonial itu? Menurut Guru Besar Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Prof Ir Eko Budihardjo MSc, di Indonesia hal ihwal konservasi arsitektur semacam itu masih menjadi “benda aneh.”
Dalam buku Arsitektur, Pembangunan dan Konservasi yang dieditori Eko disebutkan, upaya konservasi bangunan-bangunan kuno sering dianggap menghambat pembangunan, atau dituding cuma memenuhi tuntutan nostalgia belaka.
“Padahal, di negara maju konservasi lingkungan binaan sudah menjadi cabang ilmu tersendiri. Konservasi dan pembangunan tak lagi dilihat sebagai dua aspek yang bertentangan, tetapi justru saling mendukung bak dua wajah dari keping uang yang sama,” katanya.
Singapura pernah keliru, karena membongkar bangunan-bangunan kuno untuk memberi tempat bagi gedung baru yang serba modern dan berteknologi canggih. Akibat-nya kemudian, kunjungan turis mancanegara menurun karena mereka tak bisa lagi menikmati keunikan khas kota singa itu.
Menyadari hal tersebut, Pemerintah Singapura kemudian menggalakkan pelestarian atau konservasi. Baik itu konservasi arsitekturnya (seperti tetap dipeliharanya gedung Hotel Raffles), maupun lingkungannya (semacam China Town, Little India, dan Kampung Melayu).
Kesadaran itu memang datang terlambat, tetapi toh hasilnya tereguk juga. Kini kunjungan turis mancanegara ke Singapura kembali ke angka normal karena suguhan yang bervariasi. Mulai dari yang berwajah kuno sampai yang berpenampilan modern.
Sudahkah Pemerintah Kota dan Kabupaten Kediri memiliki kesadaran akan konservasi arsitektur dan lingkungan binaan. Rasanya masih jauh. Ji-ka selama ini gedung-gedung tua dan legendaris itu masih utuh, itu lebih disebabkan belum ada investor yang berminat membangun gedung baru di situ. Bukan karena alasan konservasi.
Di samping itu, ada kendala birokrasi yang menghambat fungsionalisasi gedung tua. Se-perti rencana pemanfaatan bekas kantor pembantu gubernur di Jalan Jaksa Agung Suprapto, yang wewenangnya masih di tangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Pemerintah kota tidak dapat mengubah atau memaksimalkan penggunaan terhadap gedung kosong itu karena masih milik pemerintah provinsi,” kata Kepala Sub-Dinas Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Kediri Kusharsono. (ADI PRINANTYO)

sejarah W.R Supratman pembuat lagu kebangsaan

Wage Rudolf Soepratman (9 Maret 1903, Jatinegara, Batavia – 17 Agustus 1938, Surabaya) adalah pengarang lagu kebangsaan Indonesia, “Indonesia Raya“. Bapaknya bernama Senen, sersan di Batalyon VIII. Saudara Soepratman berjumlah enam, laki satu, lainnya perempuan. Salah satunya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik. Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama 3 tahun, kemudian melanjutkannya ke Normaalschool. Ketika berumur 20 tahun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.
Soepratman dipindahkan ke kota Singkang. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi. Roekijem, sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik. Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer. Selain itu Roekijem juga senang bermain biola, kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan membaca-baca buku musik
W.R. Soepratman tidak beristri serta tidak mempunyai anak angkat.
Tanggal lahir
Hari kelahiran Soepratman, 9 Maret, oleh Megawati saat menjadi presiden RI, diresmikan sebagai Hari Musik Nasional. Namun tanggal kelahiran ini sebenarnya masih diperdebatkan, karena ada pendapat yang menyatakan Soepratman dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1903 di Dukuh Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Indonesia Raya
Sewaktu tinggal di Makassar, Supratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu. Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menentang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.
Supratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya.
Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum. Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Apabila partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.
Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Tetapi, pencipta lagu itu, Wage Rudolf Supratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.
Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya. Karena lagu ciptaannya yang terakhir “Matahari Terbit” pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ketika menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-pandu di NIROM jalan Embong Malang – Surabaya dan ditahan di penjara Kalisosok-Surabaya. Ia meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit.

Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya pertama kali dimainkan pada Kongres Pemuda (Sumpah Pemuda) tanggal 28 Oktober 1928. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini dijadikan lagu kebangsaan. Sejarah
Ketika memublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan “lagu kebangsaan” di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh suratkabar Sin Po.
Setelah dikumandangkan tahun 1928, pemerintah kolonial Hindia Belanda segera melarang penyebutan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya. Belanda — yang gentar dengan konsep kebangsaan Indonesia, dan dengan bersenjatakan politik divide et impera — lebih suka menyebut bangsa Jawa, bangsa Sunda, atau bangsa Sumatra, melarang penggunaan kata “Merdeka, Merdeka!”
Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka ikuti lagu itu dengan mengucapkan “Mulia, Mulia!”, bukan “Merdeka, Merdeka!” pada refrein. Akan tetapi, tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan.
Selanjutnya lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik. Setelah Indonesia Merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai lagu Kebangsaan perlambang persatuan bangsa.
Namun pada saat menjelaskan hasil Festival Film Indonesia (FFI) 2006 yang kontroversial, Remy Sylado, seorang budayawan dan seniman senior Indonesia mengatakan bahwa lagu Indonesia Raya merupakan jiplakan dari sebuah lagu yang diciptakan tahun 1600-an berjudul [[b]Leka Leka Pinda Pinda[/b]. Remy juga mengungkapkan selain Indonesia Raya, sebuah lagu lain berjudul Ibu Pertiwi juga merupakan karya jiplakan dari sebuah lagu rohani Kristen (lagu gereja).
Lagu
Dari susunan liriknya, merupakan soneta-atau sajak 14 baris yang terdiri dari satu oktaf (atau dua kuatren) dan satu sekstet. Penggunaan bentuk ini dilihat sebagai “mendahului zaman” (avant garde), meskipun soneta sendiri sudah populer di Eropa semenjak era Renaisans. Rupanya penggunaan soneta tersebut mengilhami karena lima tahun setelah dia dikumandangkan, para seniman Angkatan Pujangga Baru mulai banyak menggunakan soneta sebagai bentuk ekspresi puitis.
Lirik Indonesia Raya merupakan seloka atau pantun berangkai, menyerupai cara empu Walmiki ketika menulis epik Ramayana. Dengan kekuatan liriknya itulah Indonesia Raya segera menjadi seloka sakti pemersatu bangsa, dan dengan semakin dilarang oleh Belanda, semakin kuatlah ia menjadi penyemangat dan perekat bangsa Indonesia.
Cornel Simanjuntak dalam majalah Arena telah menulis bahwa ada tekanan kata dan tekanan musik yang bertentangan dalam kata berseru dalam kalimat Marilah kita berseru. Seharusnya kata ini diucapkan berseru (tekanan pada suku ru. Tetapi karena tekanan melodinya, kata itu terpaksa dinyanyikan berseru (tekanan pada se). Selain itu, rentang nada pada Indonesia Raya secara umum terlalu besar untuk lagu yang ditujukan bagi banyak orang. Dibandingkan dengan lagu-lagu kebangsaan lain yang umumnya berdurasi setengah menit bahkan ada yang hanya 19 detik, Indonesia Raya memang jauh lebih panjang.
Secara musikal, lagu ini telah dimuliakan — justru — oleh orang Belanda (atau Belgia) bernama Jos Cleber yang tutup usia tahun 1999. Setelah menerima permintaan Kepala Studio RRI Jakarta Jusuf Ronodipuro pada tahun 1950, Jos Cleber pun menyusun aransemen baru, yang penyempurnaannya ia lakukan setelah juga menerima masukan dari Presiden Soekarno.

Cara Menyeduh Teh Hijau Yang Benar




Cara Menyeduh Teh Hijau Yang Benar - Teh hijau telah menjadi minuman yang baik sebagai teh penyembuhan dan teh menyegarkan sejak zaman kuno. Terkenal karena banyak memberikan kesehatan, hal ini bahkan dianggap sebagai sarana gizi yang penting untuk menangkal kanker.

Satu-satunya hal yang  ingin dijelaskan adalah bagaimana mengurangi jumlah kafein dalam pot, sesuatu yang Anda dapat pelajari lebih lanjut tentang memilih teh hijau, dan pembuatan teh itu baik dengan penyaring teh, dalam teko, atau teh celup.


Menyeduh teh hijau dengan saringan teh
  1. Tambahkan teh hijau ke saringan teh (sesendok). Pastikan bahwa saringan teh memiliki kapasitas untuk jumlah cangkir Anda.
  2. Tuangkan air panas ke saringan teh yang berisi teh hijau Air harus tenang sejenak karena suhu ideal untuk air untuk teh hijau adalah 180 derajat F, 80C.
  3. Pasang tutup atau piring di atas cangkir atau mug (kecuali Anda telah menggunakan bola kontainer teh dilengkapi dengan tutup, juga dikenal sebagai �keranjang infuser�). Tinggalkan teh untuk curam selama beberapa menit (3 sampai 5 menit biasanya cukup, kecuali instruksi teh menyarankan sebaliknya).
  4. Buang teh hijau yag ada disaringan.
  5. Sajikan. Nikmati dengan beberapa cokelat dan roti.
Menyeduh teh hijau longgar dalam teko
  1. Panaskan teko. Mengosongkan pemanas air sebelum menambahkan air pembuatan teh
  2. Rebus air agar �mendidih�. Ini adalah ketika air mulai mendidih tetapi belum mulai mendidih. Suhu pada tahap ini akan 160 � F (71 � C). menyeduh pahit berasal dari terlalu tinggi suhu air di teh hijau, lebih memilih waktu seduhan lama pada suhu dingin.
  3. Tempatkan teh di saringan teh longgar teh hijau atau teh celup satu per cangkir ke dalam teko.
  4. Tuangkan di atas air mendidih. Biarkan curam selama tiga sampai lima menit. Tiga menit seduhan hasil dalam rasa ringan, sementara lima menit akan memberikan yang kuat, rasa penuh. Semakin lama teh hijau yang tersisa, semakin kuat rasa, sehingga Anda mungkin ingin bereksperimen untuk yang rasa yang terbaik bagi Anda. 
  5. Untuk teh bermutu tinggi seperti jenis, waktu seduhan mungkin sesedikit 10 detik pada minuman pertama. Anda dapat menggunakan kembali daun beberapa kali, seduhan sedikit lebih panjang dengan setiap serbuk teh.
Menyeduh teh hijau di cangkir
  1. Waktu pembuatan teh dan rasa teh mengandalkan perubahan warna. Beberapa teh hijau berubah menjadi gelap dengan cepat, sementara beberapa tetap ringan namun siap cepat dari yang Anda mungkin pikir
  2. Tuang ke dalam saringan (untuk menangkap setiap teh longgar, jika Anda tidak ingin dalam minuman Anda) atas cangkir, mug, atau kacamata. Hal ini sekarang siap untuk dinikmati.
  3. Selain itu, penikmat teh hijau Cina juga akan menggunakan secangkir gelas untuk meningkatkan pengalaman minum teh. Ini cangkir jauh lebih kecil dengan diameter tapi lebih panjang untuk memungkinkan aroma menghembus ke dalam lubang hidung Anda dari cangkir.
Menyeduh teh hijau celup
  1. Keluarkan teh celup teh hijau.
  2. Rebus air dan menuangkan air ke dalam cangkir. Air rebusan harus �mendidih pertama�
  3. Tambahkan kantong teh hijau untuk cangkir air mendidih.
  4. Biarkan teh celup untuk curam dalam air panas selama 3-5 menit
  5. Buang teh celup. Atau, jika disukai, Anda dapat meninggalkan kantong teh dalam cangkir atau Anda dapat membuang kantong teh sebelum menikmati minuman Anda. Ini pilihan Anda.
  6. Sajikan. Teh hijau biasanya tidak manis, tetapi jika Anda ingin, kemudian tambahkan gula atau madu sesuai selera Anda. Sekarang Anda siap untuk menikmati teh hijau.

Senin, 12 Oktober 2015

Jumat, 15 November 2013

PENGERTIAN BERHIJAB


Hijab adalah pakaian wanita muslim yang menutup bagian kepala sampai dengan kaki (termasuk didalamnya jilbab/tudung dan pakaian yang longgar tidak memperlihatkan lekuk tubuh). Bagi orang awam, masalah hijab mungkin dianggap masalah sederhana. Padahal sesungguhnya, ia adalah masalah besar. Karena ia adalah perintah Allah SWT yang tentu didalamnya mengandung hikmah yang banyak dan sangat besar. Ketika Allah SWT memerintahkan kita suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu adalah untuk kebaikan kita dan salah satu sebab tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.
Melaksanakan perintah berhijab sama dengan melaksanakan perintah sholat dan puasa. Barngsiapa yang mengingkari kewajiban berhijab dengan secara menentang berarti mengkufuri perintah Allah yang dapat dikategorikan sebagai murtad dari Islam. Tetapi jika dia tidak berhijab lantaran semata-mata mengikuti situasi masyarakat yang telah rusak dengan tetap yakin akan kewajibannya maka ia dianggap sebagai wanita yang mendurhakai dan menyalahi perintah Allah yang telah berfirman dalam al-Quran: …. dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.( Qs. Al-Ahzab : 33 ).
Berjilbab & jangan berpakaian ketat, Salah satu syarat berjilbab & berpakaian tuk wanita muslimah adalah Harus Longgar. Tidak Ketat, agar tdk membentuk lekuk tubuh yg akhirnya terlihat karena baju atau celananya ketat, atau roknya ketat. Selain kain yang tebal dan tidak tipis, maka pakaian tersebut haruslah longgar, tidak ketat, sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh wanita muslimah.


Syarat-Syarat dalam Hijab :
  1. Longgar atau tidak ketat 
  2. Tidak berlebih-lebihan atau terlalu banyak hiasan
  3. Berwarna agak gelap atau tidak mencolok  
  4. Bukan buat riya atau pamer 
  5. Diniatkan karena Allah
  6. Pastikan menutupi tubuh dengan baik dan bukan membalut tubuh
  7. Saat pakai jilbab, maka jangan sampai ada rambut yg terlihat, meski hanya satu helai saja, karena rambut itu aurat.
    Arti Penting Perintah Berhijab ( bag 2 ) 
    Menurut catatan sejarah, hijab yang bermakna pakaian wanita, di dunia dan pada agama-agama lainnya sudah digunakan dalam ragam bentuk. Menurut para fuqaha, hal ini bukan merupakan hukum tasisi. Artinya, Islam tidak menciptakan hijab ini, melainkan menerima dan memperluas batasannya serta mengukuhkannya.

    Sejumlah catatan sejarah memperlihatkan bahwa penerapan hijab sudah dilakukan sebelum masa Rasulullah sae., seperti di kalangan kaum wanita Yahudi dan Nasrani. Dalam ajaran Nasrani, misalnya, rujukan mengenai penutup kepala dalam Perjanjian Baru didasarkan dari pernyataan Paulus dalam Korintus I. "Tiap-tiap laki-laki yang herdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanyj Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya seBáb ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adatah" penghinaan bahwa rambutnya digunting atau dicukur maka haruslah ia me¬nudungi kepalanya " (Korintus I Pasal 11: 4-6)
    Dilanjutkan dalam Pasal 11 Ayat 14 dan 15, Paulus menyebutkan bahwa rambut panjang itulah yang menjadi penudung atau penutup bagi kepala seorang wanita. Hal ini berimplikasi bahwa kaum laki-laki sebaiknya dalam keadaan botak polos tatkala berdoa. Di sini sebenarnya tampak bahwa Paulus kontradiktif dalam pernyataannya sendiri. Demikian pendapat Maham Khan dalam artikel "Hijab, Pardah, dan lilbab: Diakui dalam Kebudayaan Yahudi dan Kristen".

    Terlepas dari kontradiktif tidaknya perintah "berhijab" bagi perempuan dalam agama Nasrani, sejarah memperlihatkan bahwa praktik menutup kepala atau tubuh dengan kain sudah dipraktikkan oleh kaum wanita Yahudi dan Nasrani, khususnya pada masa-masa awai. Tampaknya para pemuka agama waktu itu mempromosikan kesederhanaan kaum wanita lewat kebiasaan menutupi rambut dan pemakaian baju-baju yang longgar (tidak ketat dan membentuk tubuh).

    Bagaimanapun juga kebiasaan ini secara perlahan mulai diabaikan atau dilupakan. Praktik menutupi tubuh dan kepala di kalangan wanita Yahudi awai memiliki dasar dalam aturan kenabian oleh Mikha 6: 8 " dan hidup dengan rendah hari (sederhana ) di hadalap Allahmu?" Hal ini disebutkan juga dalam Talmud Bavli (Talmud Babilonia).

    Lebih jauh lagi bagi kaum Yahudi, mereka merujuk pada Sarah dan Rebeca, istri Abraham (Ibrahim) dan istri Ishaq. Dua rujukan wanita ini ditemukan dalam Perjanjian Lama bahwa mereka memakai penutup kepala. Kaum wanita Yahudi pun mengikuti jejak mereka dan memakai pakaian yang dapat mengondisikan ketika berserah diri kepada Tuhan. Dalam mengamalkan kesederhanaan tersebut, kaum wanita menghindari keangkuhan mereka dan merendahkan hati mereka serta menyadari potensi mereka diarahkan pada kerohanian mereka. Itulah sebabnya di agama Yahudi dan Nasrani, pakaian yang menyerupai hijab lebih banyak dipakai oleh para biarawati atau orang-orang yang mengabdikan hidupnya untuk Tuhan.
    Pemakaian hijab pun dapat ditemui di kalangan orang Hindu di India dan wanita Majusi di Persia. Bahkan, pada beberapa kebudayaan kuno tersebut yang memberlakukan hijab secara ketat. Adakalanya seorang wanita tidak boleh dilihat oleh siapa pun, bahkan oleh orang tua dan saudara- saudanya, kecuali oleh suaminya, sebagaimana yang terjadi di Persia (Iran sekarang).

    Bagaimana dengan wanita-wanita di Arab, khususnya pada masa awai diutusnya Rasulullah saw.? Menurut catatan sejarah, disebutkan bahwa para wanita pada masa Rasulullah saw. pun sudah mengenakan hijab, tetapi bukan hijab sempurna. Ayat 30-31 dari QS an-Nur [24] sendiri turun berkenaan dengan hal tersebut, yaitu kebiasaan wanita-wanita Arab zaman jahiliah yang berpakaian, tetapi masih memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang "sensitif" sehingga dapat menarik perhatian kaum laki-laki. Para wanita ini biasanya membiarkan bagian depan pakaiannya terbuka. Adapun kerudung yang dikenakan hanya berfungsi menutup kepala, sedangkan bagian bawahnya diturunkan hingga menjulur ke bagian belakang punggung. Dengan model seperti ini, kedua telinga, bagian depan dada, dan lingkaran leher tetap saja terlihat oleh orang lain.

    Pada suatu hari terjadi peristiwa yang menjadi trigger diturunkannya perintah untuk berhijab secara sempurna. Pada suatu hari di Madinah lewatlah seorang wanita cantik yang cukup menarik perhatian. Wanita itu mengenakan kerudung untuk menutup bagian belakangnya, tetapi lingkaran leher dan kedua telinganya kelihatan. Kebetulan pada saat itu si wanita berpapasan dengan sorang pemuda. Melihat pemandangan indah tersebut, si pemuda pun langsung terpesona dibuatnya. Sedemikian terpesonanya, ia pun menatap wanita cantik tersebut hingga lalai dengan kondisi di sekelilingnya dan tidak memperhatikan jalan di depannya. Wanita cantik tersebut masuk sebuah lorong. Pemuda itu pun menguntitnya dengan pandangannya. Tanpa sadar ia pun menabrak tiang hingga wajahnya terluka.Tatkala ia sadar, darah telah meleleh dari wajah dan kepalanya. Dengan kondisi seperti itu, ia menghadap kepada Rasulullah dan menceritakan kejadian ini. Pada saat itulah turun Ayat 30-31 tersebut, yang isinya memberi perintah kepada kaum laki-laki dan kaum wanita agar "berhijab". Hijab bagi laki-laki adalah menjaga pandangan dan kemaluan, sedangkan bagi perempuan lebih banyak lagi, selain perintah menjaga pandangan, memelihara kemaluan, larangan menampakkan perhiasan, dan melindungi tubuhnya dengan memakai pakaian yang menutupi aurat.