Selasa, 29 September 2015

Sejarah Gunung Wilis Kediri


Gunung Wilis merupakan salah satu gunung suci dari sembilan gunung suci di Jawa. Perihal kesuciannya tersebut diabadikan dalam Kitab Tantu Panggelaran. Kitab ini berasal dari tahun 1557 Saka (1635 M)[1]. Dalam kitab ini diceritakan tentang proses pemindahan Gunung Mahameru oleh para dewa dari tanah Jambudwipa[2] ke pulau Jawa, dan terbentuknya gunung-gunung di Jawa. Beginilah kisahnya:
Col andap kulwan, maluhur wetan ikang nuşa jawa; yata pinupak sang hyang mahāmeru, pinalih mangetan. Tunggak nira hana kari kulwan; matangnyan hana argga kelāça ngarannya mangke, tunggak sang hyang mahāmeru ngūni kacaritanya. Pucak nira pinalih mangetan, pinutĕr kinĕmbulan dening dewata kabeh; runtuh teka sang hyang mahāmeru. Kunong tambe ning lĕmah runtuh matmahan gunung katong; kaping rwaning lmah runtuh matmahan gunung wilis;................(Pigeaud, 1924).
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Dilepaskan turun di sebelah barat, menuju ke timur pulau Jawa. kemudian dilepaslah Sang Hyang Mahameru, dipindah ke timur. Dasarnya tertinggal di barat. Oleh sebab itu terciptalah gunung yang bernama Kailaca nanti. Mengenai Sang Hyang Mahameru beginilah ceritanya. Puncaknya dipindah ke timur, dikitari oleh semua para dewa; runtuh dari Sang Hyang Mahameru. Setelah jatuh ke tanah terciptalah Gunung Katong[3]; yang kedua tanah jatuh menciptakan Gunung Wilis;......….(Munib, NB, 2011).
Dari kutipan di atas, diketahui bahwa sekitar abad 16-17 nama “Wilis” telah digunakan. Gunung Wilis merupakan runtuhan kedua setelah Gunung Katong (Lawu) dari rentetan guguran Sang Hyang Mahameru yang dipindah dari india ke tanah Jawa. Jadi, sebagai salah satu bagian dari Sang Hyang Mahameru maka Gunung Wilis adalah gunung suci bagi umat Hindu. Kesucian tersebut dapat pula dilihat dari ditemukannya bangunan suci berupa reruntuhan bangunan suci di lereng-lerengnya.
Goa Selomangleng Kediri, Candi Ngetos, Omben Jago, Candi Penampihan, Candi Pandupragulopati, Situs Condrogeni dan beberapa pusat kerajaan yang tumbuh kembang di sekitar Gunung Wilis. Sebutlah, Kerajaan Wengker di nagara Lwa, Kerajaan Wurawan di nagara Glang-Glang berkembang di bagian barat Gunung Wilis. Sedangkan Kerajaan Panjalu di nagara Daha berkembang di timur Gunung Wilis.

Kisah Petualangan Gaib Digunung Wilis Jawa Timur


Dalam petualangan gaib digunung wilis kali ini,Saya mendapatkan Mustika gaib Batu berwarna hitam legam dengan corak yang sangat aneh.
Bagaimanakah ceritanya ?
Kisah berbau mistik ini memang sudah cukup lama berlalu.Persisnya berlangsung pertengahan tahun 2004 silam.Meski Begitu,ada sisi yang amat menarik dari perjalanan gaib kali ini.Yang barangkali saja bisa menambah wawasan anda tentang keghaiban.
Waktu itu saya diajak oleh seorang teman bernama Subhan.Kami pergi kesuatu gunung yang legendaris bagi masyarakat jawa timur dan sekitarnya.yang dikenal dengan nama gunung wilis.Dikatakan legendaris sebab menurut kisahnya,pada masa kerajaan majapahit Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana) (1293-1309).Gunung wilis ini pernah dijadikan tempat bertapa dan untuk mendekatkan diri kepada sang maha pencipta alam semesta.Meskipun zaman telah berkembang dengan pesat,namun kawasan gunung wilis masih tetap dipercaya mengandung kesakralan dan fenomena gaib tertentu.sebagai contoh dalam keseharian masyarakat desa dan sekitarnya.Menganggap gunung wilis sebagai gunung yang sangat wingit.Jarang sekali ada warga yang berani memasuki kedalaman gunung ini seorang diri.
Gunung Wilis adalah sebuah gunung non-aktif yang terletak di Pulau Jawa , Provinsi Jawa Timur , Indonesia . Gunung Wilis memiliki ketinggian 2552 meter, serta puncaknya berada di perbatasan antara enam kabupaten yaitu Kediri , Tulungagung , Nganjuk , Madiun , Ponorogo , dan Trenggalek.Gunung wilis memiliki satu puncak tertinggi yang bentuknya tidak lancip akan tetapi agak datar dan panjang.Sampai hari ini dari puncak gunung wilis mengalir berbagai sumber mata air yang turun kebawah sebagian membentuk beberapa air terjun.Salah satu air terjun dari puncak gunung wilis sebelah selatan diwilayah besuki adalah irenggolo.Kemudian disebelah utara wilis diwilayah sawahan terbentuk pula air terjun sedudo,konon sedudo menjadi pasangan gaib daripada air terjun cobanrondo yang terletak diwilayah waduk selorejo.Disamping kedua air terjun itu kira-kira pada bagian hampir mendekati puncak wilis paling tinggi terdapatlah air terjun ngleyang yang masih perawan diwilayah bolawen.Jika irenggolo dan sedodo sudah dibuka menjadi obyek wisata.Air terjun ngelang masih bertahan ditengah hutan belantara dan belum dibuatkan jalan kesana.karena lokasinya dari jalan aspal kira-kira satu jam lebih jalan kaki orang dewasa.Kembali kecerita memang gunung wilis sangat wingit Menurut cerita penduduk yang tinggal disekitar lereng gunung,hutan digunung wilis masih sering menampakkan berbagai fenomena gaib,seperti kesaksian yang menyebutkan bahwa warga memang sering mendengar suara gamelan yang mendayu-dayu sedemikan rupa. Lebih dari itu, ada pula warga yang telah mendapat berbagai macam benda-benda pusaka. Berbagai kesaksian tersebut rupanya cukup menarik perhatian Dan sebagai seorang yang gemar bertualang menyibak kemisteriusan dunia gaib, tentu saja ajakan sang teman tak bisa saya tolak. Apalagi,Subhan mengatakan kalau dirinya ingin berburu pusaka di dalam kelebatan gunung yang Wingit itu. Setelah menyusun kesepakatan, akhirnya berangkatlah kami berdua. Dengan berbekal keyakinan dan berbagai perlengkapan yang cukup memadai, Alhamdulillah akhirnya perjalanan kami sampai juga di perbatasan. Sesampainya disana, kami harus menyelusuri sungai sejauh kira-kira 2 Km.Hal ini harus kami lakukan sebab setahu kami memang tak ada jalan lain, kecuali lewat sungai tersebut. Di saat matahari mulai terbenam ke ufuk barat, kami telah sampai di lereng gunung. Tanpa peduli dengan kegelpan yang mulai meliputi sang mayapada, kami terus melangkah lebih jauh masuk ke dalam hutan.
Hutan pegunungan Wilis memang begitu luas.pada sisi Kediri, tepatnya di daerah Dolo kecamatan Mojo. Hutan dengan banyak aliran air, berhawa digin dan tingkat kelembaban rendah
Gunung Wilis mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Daerah perbukitan Gunung Wilis konon pernah dilalui oleh Jendral Sudirman , sebelum melakukan Serangan Sebelas Maret ke Yogyakarta.Pendakian Gunung Wilis dari arah timur dapat dimulai melalui Kabupaten Kediri tepatnya Kecamatan Mojo. Jalan menuju ke puncak gunung Wilis sudah dibangun memadai melalui Mojo.Sementara itu dari arah selatan Gunung Wilis dapat didaki dari Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung . Apabila ingin mencapai Gunung Wilis dari arah utara, pendakian dapat dimulai dari Kabupaten Nganjuk , sementara dari arah barat, pendakian dapat dimulai dari Kabupaten Ponorogo atau Kabupaten Madiun .
Sambil menyusuri setapak demi setapak areal Gunung wilis, Saya tak kuasa untuk menghayati pemandangan yang terhampar disekelilingnya. Subhanallah ! Saya amat takjub dengan seluruh pepohonan besar yang berbaris sedemikian rupa, seolah para raksasa yang berdiri mengawal keagungan awal.
Lambat laun, lamunan Saya buyar oleh suara Subhan yang memberi tahukan bahwa waktu Maghrib telah tiba. Dia pun mengumandangkan Adzan. Setelah kami sama-sama mengambil wudhu di aliran sungai kecil yang tak jauh dari tempat kami. Setelah itu kami melakukan sholat berjamaah. Selepas sholat,Saya mulai mempersiapkan segala sarana untuk ucapan ritual, yang sebelum berangkat memang sudah kami dipersiapkan di rumah. Tepat pukul 21.00 WIB,Saya dan Subhan berpisah untuk mencari tempat masing-masing. Tentu saja maksudnya agar kami bisa khusyuk dalam melakukan ritual yang akan digelar, sesuai dengan keinginan masing-masing.Lewat sebuah amalan pembuka pintu gaib,Saya mulai memusatkan segenap konsentrasi untuk masuk ke alam dimensimaya. Entah sudah berapa jam saya memusatkan konsentrasi, bahkan berbagai amalan dan ajian yang berbeda-beda sudah saya gunakan, namun amalan dimensi lain belum juga terbuka tirainya. Baru menjelang pukul 02.30 WIB,Saya mulai bisa menyibak alam lain. Subhanallah ! kejadian yang sulit diceritakan lewat untaian kalimat, yang jelas Saya mulai menapaki ruas jalan diarea hutan.
Entah sudah berapa jauh saya menyelusuri daerah gaib. Karena terasa lelah, akhirnya saya beristirahat di sebuah mushola kecil yang sepertinya sudah sangat tua. Ketika saya akan masuk ke dalam mushola tersebut, tiba-tiba dari dalamnya keluar seorang kakek. Rupanya si kakek sengaja ingin menyambut kedatangan Saya.Selamat datang Anakku! Cetus si kakek. Sikapnya amat ramah, dengan senyum yang terasa menyejukkan. Sayapun memberi hormat padanya dengan cara mencium jemari tangannya. Setelah itu si kakek memeluk pundak Saya, dan mengajaknya masuk ke dalam mushola tua. Anakku, aku sangat senang sebab kau bisa datang di kediamanku itu. Sudah lama aku menunggumu. Rasanya, sudah tiga tahun menurut hitungan bangsa manusia. Ingat, aku pernah hadir dalam mimpimu, bukan? Subhanallah! Saya baru sadar kalau kakek inilah yang memang pernah hadir dalam mimpi tiga tahun silam itu. Ya, saya baru ingat kakek memang pernah hadir dalam mimpiku. Tapi, benarkah kakek yang dalam mimpi itu memberikan Batu hitam kepadaku ? Tanya Saya. Benar, cucuku! Jawab si kakek. Masya Allah! Saya langsung menubruk si kakek. Rasa haru, sedih, bahagia, bercampur aduk dalam dada Saya. Bahkan, entah mengapa, saat itu Saya sempat menangis untuk sesuatu yang tak jelas. Mungkin, karena saya merasa telah melampaui suatu kegaiban yang amat sulit dicerna dengan akal sehat. Setelah keadaan berubah tenang, si kakek baru mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya.Nak, inilah batu hitam yang pernah aku berikan kepadamu dalam mimpi itu! Katanya. Saya hampir tak percaya dibuatnya, sebab batu yang diberikan si kakek wujudnya memang sama persis dengan batu yang diberikannya lewat mimpi tiga tahun silam. Dari pertemuan ini akhirnya Saya jadi tahu kalau si kakek bernama eyang margopati. Beliau berasal dari golongan bangsa Jin Muslim.Tapi yang paling penting,dalam pertemuan itu saya banyak diajarkan beberapa ilmu para sesepuh jaman dahulu yang tidak bisa saya jabarkan disini,Waktu tidak terasa Setelah selesai memberi wejangan akhirnya sang kakek berpamitan karena masih ada urusan lagi.Dan akhirnya saya pun Menyudahi ritual.disekitar tempat saya berada tiba-tiba berguncang dengan hebat.Sebelum sadar dengan apa yang terjadi,terdengar satu suara yang membentak, Anak manusia kurang ajar,berani-beraninya kau mengusik ketenanganku!Perlahan Saya membuka kedua belah mata, untuk melihat siapa gerangan pemilik suara sekeras gledek itu. Astagfirullahal'adziim! Sekitar tujuh meter dihadapan saya,bercokol makhluk yang amat menyeramkan.Wujudnya berupa seekor Naga berwarna hitam bersisik kehijauan, dengan mata dan lidah merah menyala. Kepala Naga ini besarnya mungkin sama dengan truk, sedangkan bagian tubuhnya yang lain tidak begitu jelas terlihat.Maafkanlah jika kedatanganku mengusik ketenangan Andika. Bukan itu yang menjadi tujuan saya. Maksud saya ditempat ini hanyalah karena ingin mengambil warisan leluhur yang ada disini.jawab saya sambil terus berdzikir Qolbi.
Sang Naga yang bernama Ki Jambrong itu mendengus,sehingga hawa panas tubuhnya seakan-akan membakar seluruh alam di sekitar tempat itu.Jika itu yang menjadi tujuanmu, maka terlebih dahulu kau harus perang tanding denganku!Sungutnya dengan suara keras membahana, sehingga tanah kembali bergetar.Bukan tujuanku untuk menebar kebencian dan angkara murka di antara sesama makhluk Allah. Namun, jika kau menghalangi niatku untuk mengambil harta pusaka peninggalan leluhur, maka perang tanding pun terpaksa harus aku jalani.
Persis seperti dalam film-film fantasi, demi mendengar ucapan saya yang demikian,sang Naga mendengus sambil menyemburkan api dari dalam mulut dan lubang hidungnya. Syukur Alhamdulillah, berkat karomah dan kesaktian Asma yang diajarka eyang margopati, tak sedikit pun api itu dapat menyentuh tubuh saya. Kenyataan inilah yang akhirnya membuat Ki jambrong menghilang. Kepalanya yang sebesar truk itu seperti amblas ke dalam tanah.Lalu tiba-tiba
Ki Jambrong benar-benar mewujudkan ancamannya. Dia kembali muncul dengan kemarahan yang sepertinya tak bisa ditahan lagi.Semua bangsa siluman yang bercokol ditempat ini telah pergi karena tak kuat menahan serbuan hawa panas dari wirid yang kau amalkan. Kerajaan kami telah porak-poranda. Karena itulah, aku ingin melakukan perang tanding denganmu,Bentak Ki Jambrong dengan suara keras membahana bagai petir memecah angkasa.Tanpa menunggu jawaban Saya, dengan gerakan yang sulit diceritakan lewat kata-kata, Ki Jambrong langsung menyerbu. Saya yang telah dibentengi oleh gaib sudah barang tentu dapat mengantisipasi serangan itu. Semuanya dapat terjadi karena bantuan Khodam dari Asma Cakra Balakosa, sebuah ilmu warisan Mbah Cokro Dirdjoyo yang sangat langka pemiliknya.Jika saja malam itu ada orang lain yang menyaksikan pertarungan antara saya dengan Ki Jambrong, entah pemandangan apa yang akan disaksikannya. Yang jelas,Saya benar-benar merasakan pertarungan ini dalam dimensi fisik, bukan dalam dimensi astral.Akan tetapi amat sulit bagi Saya untuk menceritakannya dengan untaian kalimat dan kata-kata, sebab pertarungan tersebut memang tidak sepenuhnya berada dalam kesadaran saya. Dalam artian, ada kekuatan lain yang sifatnya gaib, yang membantu setiap gerakan saya baik saat menghindar maupun saat melakukan penyerangan.
Ya,itulah yang terjadi, sampai pertarungan sengit itu berlangsung selama berjam-jam lamanya. Buktinya, hampir semua tenaga Saya terkuras habis. Dan di saat-saat yang teramat genting, Saya mendengar bisikan gaib agar segera merapal apa yang disebut sebagai Syahadat krodha. Ajaib! Saat saya merapal ilmu yang amat dirahasiakan ini, tiba-tiba Ki Jambrong menjerit setinggi langit. Dia seperti terbakar oleh semburan api yang bersuhu sangat panas. Sekejap kemudian tubuhnya yang
besar itu seperti tersedot masuk ke dalam tanah,lalu menghilang bersamaan dengan suara jeritannya yang semakin tenggelam.
Apa yang terjadi setelah itu?
Saya merasakan keadaan alam di sekeliling menjadi gelap-
gulita. Seluruh persendian bagai telah dilolosi dari tempatnya. Walau sekuat tenaga berusaha untuk tetap tegar, namun akhirnya saya roboh dan tak sadarkan diri.
Gerimis pagi itu seperti sentuhan lembut seorang ibu yang membangunkan anaknya dari tidur lelap. Ya, saya terjaga dengan tubuh tertindih oleh sebuah batu berwarna hitam legam dengan corak aneh. Di sekeliling saya nampak juga benda-benda lain berupa bokor-bokor kuningan dengan bentuk yang amat artistik. Subhanallah! Mungkin inilah benda-benda pusaka yang dimaksudkan itu.Demikianlah sebuah pengalaman cukup menegangkan yang dilakoni oleh saya(cokro atmajadirdja). Tentu semua ini dapat saya jalani karena izin dan kehendak Allah semata, sebab sesungguhnya Saya hanyalah seorang hamba yang doif, yang penuh dengan kekurangan..

1 komentar: